Harga minyak mengalami penurunan pada hari ini seiring dengan rilis data ekonomi yang bervariasi dari China, salah satu konsumen minyak terbesar di dunia. Pada saat yang sama, kekhawatiran tentang inflasi di Amerika Serikat juga turut membebani pasar komoditas.
Data yang dirilis oleh China menunjukkan indikasi yang bervariasi tentang kesehatan ekonomi negara tersebut. Produksi industri China meningkat secara meyakinkan, menandakan pemulihan setelah perlambatan pada awal tahun ini. Namun, penjualan ritel dan investasi dalam aset tetap tumbuh di tingkat yang lebih lambat dari yang diharapkan, mengisyaratkan bahwa pemulihan ekonomi mungkin belum stabil sepenuhnya.
Minyak mentah sering kali bereaksi terhadap data ekonomi dari China karena negara tersebut merupakan salah satu konsumen minyak terbesar di dunia. Ketidakpastian tentang arah ekonomi China dapat mempengaruhi prospek permintaan minyak global.
Selain itu, investor juga khawatir tentang tekanan inflasi di Amerika Serikat yang dapat mempengaruhi kebijakan moneter Federal Reserve. Inflasi yang meningkat dapat mendorong bank sentral untuk menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diharapkan, yang dapat menekan pertumbuhan ekonomi dan konsumsi minyak.
Sebagai hasil dari ketidakpastian ini, harga minyak telah melihat tekanan turun pada sesi perdagangan saat ini. Minyak mentah Brent turun sebesar X% menjadi $XX per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun sebesar X% menjadi $XX per barel.
Para analis memperkirakan bahwa volatilitas harga minyak dapat berlanjut dalam beberapa waktu ke depan, terutama dengan perkembangan yang terus berubah dalam ekonomi global dan kebijakan moneter di Amerika Serikat. Investor di pasar komoditas diharapkan untuk tetap waspada terhadap berita dan data ekonomi yang dapat mempengaruhi harga minyak dalam waktu dekat.
Sumber: Investing