Jepang dan Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) berencana untuk menciptakan strategi bersama pertama mereka dalam produksi dan penjualan mobil di dalam blok Asia Tenggara untuk menanggapi kehadiran China yang semakin besar dalam pasar kendaraan listrik, laporan Nikkei melaporkan pada hari Senin.
Rencana Strategi Bersama
Tujuannya adalah untuk menyusun strategi bersama sementara hingga sekitar tahun 2035 ketika menteri ekonomi Jepang dan anggota ASEAN bertemu sesegera mungkin pada bulan September mendatang, seperti yang dilaporkan oleh Nikkei tanpa mengutip sumber apa pun.
Isi Strategi Bersama
Strategi bersama diperkirakan akan melibatkan kerjasama dalam pelatihan personel, dekarbonisasi dalam produksi, pengadaan sumber daya mineral, dan investasi di bidang-bidang generasi mendatang seperti biofuel, menurut Nikkei.
Dukungan Jepang
Jepang bermaksud untuk menggunakan 140 miliar yen ($899,51 juta) yang diperoleh oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri untuk bantuan kepada Global South, untuk pelatihan personel, demikian laporan itu.
Tindakan Honda
Minggu lalu, Honda Motor Jepang berjanji untuk menggandakan investasinya dalam elektrifikasi dan perangkat lunak hingga sekitar $65 miliar hingga tahun fiskal 2030, karena menghadapi persaingan yang semakin ketat dari sejumlah produsen mobil China, termasuk BYD.
Kesimpulan
Jepang dan ASEAN sedang merencanakan strategi bersama dalam produksi mobil untuk menanggapi pertumbuhan pesat pasar kendaraan listrik di China. Upaya ini diharapkan dapat memperkuat posisi Jepang dan ASEAN di pasar otomotif regional dan global.
Sumber: Investing